SANGATLAH MUDAH UNTUK MENILAI ORANG LAIN, TAPI SANGATLAH BERUNTUNG KALAU ANDA MAMPU MENILAI DIRI SENDIRI - Rumah Belajar

Tuesday, October 24, 2017

SANGATLAH MUDAH UNTUK MENILAI ORANG LAIN, TAPI SANGATLAH BERUNTUNG KALAU ANDA MAMPU MENILAI DIRI SENDIRI

Pada suatu hari......Seorang pemuda berusia 19 tahun melihat keluar dari jendela kereta dan berseruh, "Ayah, lihat awan-awan itu berlari bersama kita!" Ayahnya tersenyum. Penumpang yang duduk di sebelah ayahnya merasa prihatin melihat perilaku kekanak-kanakan pemuda berusia 19 tahun itu.

TIba-tiba pemuda itu berseruh lagi, "Ayah, lihat awan-awan itu berlari bersama kita!". Kini penumpang lain itu tidak sanggup lagi menahan diri. Ia bertanya kepada sang bapak, "Mengapa anda tidak membawa anak anda ke dokter bagus?"

Sang bapak tersenyum dan berkata, "Saya sudah membawanya. Kami baru saja pulang dari rumah sakit. Anak saya buta sejak lahir. Dia baru saja mendapatkan matanya hari ini."

Salah satu kebiasaan dan perilaku yang kurang baik, tapi terlalu sulit untuk disadari adalah sifat suka menilai orang lain. Mungkin sangat banyak waktu dihabiskan untuk menilai orang lain daripada menilai diri sendiri. Seolah-olah hidup ini harus terfokus untuk melihat orang lain, dan untuk menilai mereka, lalu membahas secara tuntas tentang sikap, sifat, perilaku, kebiasaan, dan tindakan mereka. Dan, diri sendiri selalu lupa untuk bertanya kepada dirinya sendiri, “siapa aku”?

Ketika seseorang menyibukkan hidupnya dengan mengundang perilaku orang lain ke dalam hidupnya, maka dia akan lupa untuk berpikir buat pertumbuhan, perbaikan, dan kemajuan kepribadiannya sendiri yang lebih berkualitas. Mungkinkah sifat menilai adalah sifat alamia manusia? Sebab, kebanyakan orang selalu menjadi sangat pintar dalam menilai perilaku dan sikap orang lain, dan menjadi sangat tidak pintar untuk menilai perilaku dan sikap diri sendiri. Bukankah ini sebuah kerugian besar buat kemajuan diri sendiri? Semua orang pasti paham bahwa kualitas hidup dalam kebahagiaan hanya bisa dimiliki, pada saat seseorang mampu memahami dan mengenal diri sendiri dengan baik. Dan bila orang-orang lebih suka mengenal diri orang lain daripada diri sendiri, apakah mungkin dia meraih kualitas hidup dan kebahagiaan?

Tindakan suka menilai orang lain akan membuat diri cerdas mendefinisikan orang lain. Jadi, apa pun yang orang lain lakukan, pastilah dapat ditemukan hal-hal untuk dikomentari. Saat Anda terbiasa menilai sifat dan perilaku orang lain, saat itu Anda terus-menerus sedang memperkuat hal-hal terlemah di dalam diri Anda, dan pikiran Anda akan selalu tertutup untuk menemukan hal-hal positif yang memperkuat kepribadian Anda.

Semoga cerita tentang ayah dan anak tersebut dapat menginspirasi kita supaya tidak mudah menilai orang lain karena setiap orang memiliki sebuang cerita. Terkadang sesama kita memiliki kebenaran yang mengejutkan atau diluar dugaan kita.

No comments:

Post a Comment